Rabu, 09 Januari 2019

HEMATURIA

Hematuria adalah istilah medis yang menandakan adanya darah di dalam urine. Urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun, kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Hematuria sering terlihat sangat menakutkan dan menimbulkan kekhawatiran, namun kondisi ini jarang menjadi pertanda penyakit yang membahayakan nyawa Anda. Meski begitu, Anda harus segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah di dalam urine.
Terkadang, terdapat pula darah yang muncul di dalam urine meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di laboratorium dengan memakai mikroskop. Meski begitu, dokter tetap perlu memeriksa penyebab munculnya darah dalam urine.
Hematuria-Alodokter
Darah yang ada dalam urine umumnya berasal dari sistem saluran kemih, seperti:
  • Kandung kemih. Tempat menyimpan urine.
  • Uretra. Saluran yang dilewati urine dari kandung kemih menuju ke luar tubuh.
  • Ureter. Saluran dari ginjal menuju ke kandung kemih.
  • Ginjal. Organ yang berfungsi menyaring darah.
Hematuria pada umumnya muncul akibat kondisi medis lain yang mendasarinya. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyakit yang mendasari tersebut. Misalnya, jika hematuria disebabkan oleh infeksi saluran kemih, maka dokter akan memberikan resep antibiotik. Namun jika disebabkan oleh batu ginjal, pengobatan bisa dilakukan dengan obat pereda sakit, obat tamsulosin untuk memperlancar keluarnya batu, hingga operasi. Periksakan diri ke dokter jika Anda merasa warna urine tidak seperti biasanya.

Gejala Hematuria

Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah perubahan warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit, tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.
Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya, seperti frekuensi buang air kecil yang meningkat, sakit pada perut bagian bawah, atau bahkan kesulitan buang air kecil. Masing-masing ini akan kita bahas lebih mendalam di bagian penyebab terjadinya hematuria.

Penyebab Terjadinya Hematuria

Untuk mengetahui dengan pasti apakah terdapat darah pada urine dan memastikan penyebabnya, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Berikut ini beberapa penyebab umum munculnya darah dalam urine.
  • Infeksi saluran kemih. Kondisi ini terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Gejala lain selain hematuria adalah keinginan untuk terus buang air kecil, sakit dan sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, dan urine yang beraroma kuat.
  • Infeksi ginjal. Gejala yang lainnya adalah demam dan juga sakit pada sisi punggung bagian bawah.
  • Batu ginjal. Jika batu cukup kecil, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi jika batu berukuran besar dan menghalangi salah satu saluran dari ginjal, akan menyebabkan sakit yang parah.
  • Pembengkakan kelenjar prostat. Kondisi yang umum ini tidak terkait dengan kanker prostat dan cenderung terjadi pada pria dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil.
  • Kanker prostat. Kondisi ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani sejak dini. Cenderung terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Perkembangan kondisi ini sangat perlahan.
  • Kanker kandung kemih. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Kanker ginjal. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang di atas usia 50 tahun. Kanker ini bisa disembuhkan apabila terdeteksi dan diobati sejak dini.
  • Peradangan pada uretra. Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti klamidia, akibat terinfeksi bakteri klamidia.
  • Kelainan genetik. Anemia sel sabit adalah kerusakan hemoglobin sel darah karena faktor keturunan. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya darah dalam urine. Selain anemia sel sabit, sindrom Alport juga bisa menyebabkan hematuria. Sindrom ini memengaruhi jaringan penyaring pada ginjal.
  • Obat-obatan. Obat anti kanker seperti cyclophosphamide dan penicillin bisa menyebabkan hematuria. Terkadang, kemunculan darah di urine juga bisa dipengaruhi oleh obat-obatan antikoagulan seperti aspirin dan obat pengencer darah seperti heparin.
  • Olahraga secara berlebihan. Kondisi ini mungkin jarang sekali terjadi dan tidak diketahui dengan pasti kenapa bisa menyebabkan terjadinya hematuria, tapi salah satu keterkaitannya adalah karena terjadi trauma pada kandung kemih yang mengalami dehidrasi akibat aktivitas fisik yang berlebihan.

Pengobatan dan Pencegahan Hematuria

Tidak ada pengobatan khusus untuk menangani hematuria, terlebih jika gejalanya tidak serius. Untuk menangani kasus hematuria, umumnya dokter akan fokus menangani penyakit lain yang diduga menjadi penyebab munculnya hematuria, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Penanganan itu dilakukan dengan cara:
  • Memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih,
  • Memberikan resep obat untuk meredakan pembengkakan prostat.
  • Melakukan shock wave therapy atau terapi gelombang kejut untuk memecahkan batu ginjal dan kandung kemih.
Jika dokter tidak menemukan penyebab utama hematuria, Anda akan diminta untuk melakukan tes urine dan dokter akan memantau kondisi tekanan darah Anda setiap tiga sampai enam bulan sekali. Agar terhindar dari hematuria, Anda harus mencegah beberapa penyakit yang berpotensi menyebabkan hematuria, di antaranya:
  • Batu ginjal. Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, Anda disarankan agar meminum banyak air mineral, membatasi konsumsi garam, makanan yang mengandung protein dan oksalat seperti bayam.
  • Kanker ginjal. Untuk mencegah kanker ginjal, hentikan kebiasaan merokok, mengendalikan berat badan, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur, rajin berolahraga, serta jauhkan diri dari paparan bahan kimia beracun.
  • Infeksi saluran kemih. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran kemih, usahakan agar mengonsumsi air mineral dan buang air kecil saat merasakan tekanan. Khusus untuk wanita, Anda wajib membersihkan organ vital dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan hindari penggunaan produk pembersih area kewanitaan karena justru bisa menyebabkan iritasi di organ vital Anda.
  • Kanker kandung kemih. Berhenti merokok, menghindari paparan bahan kimia, mengonsumsi banyak air mineral bisa membantu Anda dalam mengurangi risiko terkenda kanker kandung kemih.

Sumber : https://www.alodokter.com/hematuria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RUMUS CEPAT RAMBAT BUNYI

Rumus Cepat Rambat Bunyi Bunyi memerlukan waktu untuk merambat dari satu tempat ke tempat lain.  Secara matematis, cepat rambat bunyi...