Hipotensi atau Tekanan darah rendah
Hypotension | |
---|---|
Klasifikasi dan rujukan luar | |
Spesialisasi | Kardiologi, intensive care medicine[*] |
ICD-10 | I95. |
ICD-9-CM | 458 or more commonly used 796.3 |
DiseasesDB | 6539 |
MedlinePlus | 007278 |
Patient UK | Tekanan darah rendah |
MeSH | D007022 |
Tekanan darah rendah atau hypotention atau lebih sering dikenal postural hypotention (lebih sering terjadi pada orang yang sedang berdiri atau sit-up).[1] Biasanya tekanan darah dikendalikan seiring perubahan posisi tubuh, tetapi orang yang mengalami postural hypotention tidak bisa menjaga tekanan darahnya.[1] Postural hypotention dapat terjadi akibat konsumsi obat antidepresan atau obat antihipertensi (tekanan darah tinggi), dan sering terjadi pada orang yang mengalami Diabetes mellitus.[1] Tekanan darah rendah yang akut terjadi akibat kejutan dan dapat disebabkan oleh luka yang serius seperti myocardial infraction (serangan jantung) atau kegagalan adrenalin.[1]
Tekanan darah rendah yang sesungguhnya adalah jika seseorang selalu mengalami tekanan darah di bawah 120/80, sedangkan semua yang disebutkan pada alinea di atas bersifat sementara. Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah dapat dikatakan mengidap tekanan darah tinggi, jika tekanan sistoliknya (atas) meningkat setidaknya 20 mmHg dan tekanan diastoliknya (bawah) meningkat setidaknya 10mmHg, walaupun tekanan darahnya setelah peningkatan masih di bawah 140/90. Misalnya seseorang yang biasanya tekanan darah rendahnya 110/70, jika meningkat menjadi 130/80 sudah dikatakan mengidap penyakit tekanan darah tinggi.
Daftar isi
Diagnosis
Berbagai cara untuk mendiagnosis tekanan darah rendah:
- Mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter.[2]
- Mengukur darah total seperti kadar gula karena memiliki hubungan dengan tekanan darah rendah.[2]
- Elektrokardiogram.[2]
- Ekokardiogram.[2]
- Uji stress.[2]
- Manuver Valsava.[2]
- Uji tabel tilt.[2]
Penyebab-penyebabnya
Tekanan darah rendah dapat diakibatkan oleh volume darah yang kurang, perubahan hormonal, pelebaran pembuluh darah, pengaruh obat-obatan, kurang darah, masalah jantung atau masalah kelenjar endokrin.
Kurangnya volume darah atau hypovolemia adalah penyebab utama tekanan darah rendah. Hal ini dapat diakibatkan adanya pendarahan (hemorrhage); kurangnya asupan cairan, misalnya sangat kelaparan; atau kehilangan cairan yang berlebihan karena mencret-mencret atau muntah-muntah. Kurangnya volume darah seringkali sebagai akibat pemakaian pelancar kencing (diuretic). Tekanan darah rendah juga dapat diakibatkan oleh paparan matahari dalam jangka waktu lama (heat stroke). Bisa saja tubuh cukup cairan, tetapi kekurangan elektrolit. Tidak adanya keringat, kepala terasa ringan dan air seni berwarna kuning tua bahkan cenderung coklat merupakan indikator-indikator kurangnya cairan.
Pengobatan-pengobatan dapat menimbulkan tekanan darah rendah dengan berbagai cara. Pengunaan alpha blockers atau beta blockers dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Beta blocker dapat menyebabkan tekanan darah rendah dengan mengurangi denyut jantung dan mengurangi kemampuan pemompaan darah oleh jantung sekaligus.
Berkurangnya kemampuan jantung dalam kondisi volume darah yang normal, disebabkan gagal jantung yang berat (congestive heart failure), luasnya serangan jantung (myocardial infarction), masalah katup jantung, atau denyut jantung/nadi yang sangat lemah (bradycardia), seringkali menimbulkan tekanan darah rendah dan dapat berubah cepat menjadi syok jantung (cardiogenic shock). Irama/ritme jantung tidak teratur (Arrhythmia) seringkali timbul pada kondisi tekanan darah rendah melaui mekanisme semacam ini.
Beberapa kondisi jantung dapat memicu tekanan darah rendah, termasuk denyut jantung/nadi yang sangat lemah (bradycardia), masalah katup jantung, serangan jantung dan gagal jantung. Kondisi-kondisi ini dapat menjadi penyebab tekanan darah rendah, karena tubuh menjaga agar sirkulasi darah tetap berjalan.
Pelebaran pembuluh darah yang berlebihan (Excessive vasodilation), atau tidak cukupnya pembuluh darah menahan tekanan (terutama pada arterioles), akan menyebabkan tekanan darah rendah. Hal ini dapat disebabkan berkurangnya kemampuan sympathetic nervous system atau meningkatnya kegiatan parasympathetic sebagai akibat dari luka pada otak atau tulang belakang (spinal cord) atau dysautonomia, ketidakabnormalan melekat pada sistem saraf otonom. Pelebaran pembuluh darah yang berlebihan dapat juga terjadi karena sepsis, acidosis, atau obat-obatan, seperti Glyceryl trinitrate, calcium channel blockers, atau AT1 receptor antagonists (Angiotensin II receptor type 1). Banyak obat dan cara anestesi, termasuk spinal anesthesia dan kebanyakan anestesi yang dihirup, menimbulkan pelebaran pembuluh darah yang mencolok.
Meditasi, yoga, atau mental-physiological disciplines lainnya dapat mengurangi akibat dari tekanan darah rendah.[3]
Tekanan darah rendah juga dapat diakibatkan oleh akibat samping herbal tertentu,[4] yang mana herbal tersebut dapat berinteraksi dengan obat-obatan tekanan darah rendah. Sebagai contoh adalah theobromine yang terdapat dalam Theobroma cacao, yang menurunkan tekanan darah[5] dengan cara melebarkan pembuluh darah (vasodilator) dan juga sebagai diuretik (pelancar kencing),[6] dan telah digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.[7][8]
Pengobatan
Pengobatan dilakukan berdasarkan gejalanya.[1] Bila tidak ada penyakit serius, tekanan darah rendah selalu dikaitkan dengan penyakit jantung dan stroke.[1] Tekanan darah rendah yang tidak memiliki gejala, tidak perlu pengobatan.[1]
Dengan banyak beraktifitas ringan, maka tekanan darah akan meningkat sedikit, tetapi hanya bersifat sementara selama melakukan aktifitas ringan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar